Tag penerapan tqm pada perusahaan samsung. √ Total Quality Management Adalah. 2022. Pengertian Total Quality Manajemen Adalah Total Quality Management (TQM) dikenal juga dengan Manajemen Mutu Terpadu atau Manajemen Kualitas Terpadu merupakan pendekatan manajemen disuatu organisasi, berpusat pada kualitas, dengan berdasarkan partisipasi Tag tqm perusahaan samsung. Total Quality Management (TQM) Oleh Guru Ekonomi Diposting pada September 1, 2021. Sarjana Ekonomi - Hai sobat lagi dalam artikel kesayangan Anda. Pada pembahasan kali ini, akan membahas mengenai Total Quality Manajemen (TQM). Untuk lebih jelasnya mari simak pembahasannya secara [] PenerapanSupply Chain Management ( SCM ) pada Perusahaan Samsung. Agustus 16, 2021. Video ini berisi presentasi mengenai penerapan Supply Chain Management pada perusahaan Samsung , sekaligus untuk memenuhi nilai Ujian Akhir Semester mata kuliah Pengantar Teknologi Informasi. Source : Jesica Fricilia YT. Postingan Sebelumnya. TQMbukan merupakan tujuan akhir perusahaan atau organisasi, melainkan suatu cara untuk mencapai sasaran organisasi. Dasar pemikiran perlunya penerapan TQM adalah agar perusahaan dapat bersaing dan unggul dalam persaingan global dengan menghasilkan kualitas terbaik. Untuk menghasilkan kualitas terbaik Fungsiumum ISO : 1. Menjamin kepuasan pelanggan terhadap produk/jasa yang dijual 2. Meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan 3. Menanamkan rasa bangga bagi karyawan sehingga memotivasi mereka untuk bekerja lebih baik lagi 4. Mempermudah perusahaan untuk memperoleh bisnis dan mitra yang lebih baik dan lebih banyak 5. Ada8 elemen atau karakteristik dalam implementasi total quality management, yaitu : 1. Elemen Total Quality Management - Fokus pada Pelanggan. Elemen atau karakteristik TQM yang pertama yaitu fokus pada pelanggan. Produk atau jasa yang diproduksi atau dijual harus bisa memenuhi ekspektasi pelanggan. Perusahaan harus melakukan riset, inovasi . Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free TUGAS MANAJEMEN PROSES BISNISANALISIS IMPLEMENTASI KONSEP SIX SIGMA DALAMMANAJEMEN PROSES BISNIS PADA PT. SAMSUNGELECTRONICS INDONESIADosen Pengampu Yananto Mihadi Putra, SE, OLEH KELOMPOK 3Fahira Anggita Mulya 43218010002Reza Fazira 43218010106Ananda Marwa Noviandari 43218010201Muhammad Aris Maulana 43219010031Nabilah Mardiyani 43219010053PROGRAM STUDI AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS MERCU BUANA2021ABSTRAK Globalisasi dan kemudahan akses terhadap informasi, perkembangan produk danjasa yang pesat telah mengubah bagaimana pelanggan bertransaksi dengan sebuahperusahaan. Model bisnis lama sudah tak bisa dijalankan lagi. Situasi kompetisi dewasaini tidak memberikan sedikitpun ruang bagi perusahaan untuk berbuat salah. Perusahaanharus benar-benar memuaskan pelanggannya dan selalu berupaya mencari cara baruuntuk memenuhi permintaan pelanggan melebihi harapan-harapan pelanggan. Untuk itulah,selalu diperlukan strategi bisnis handal yang dilandasi filosofi dasar manajemen yangkokoh untuk tampil sebagai barisan terdepan dalam penciptaan nilai value Six Sigma berfokus pada minimalisasi cacat dan variansi, dimulaidengan mengidentifikasi unsur-unsur kritis terhadap kualitas atau biasa disebut sebagaiCritical to Quality CTQdari suatu proses. Six sigma menganalisa kemampuan prosesdan bertujuan menstabilkannya dengan cara mengurangi atau menghilangkanvariansi-variansi pada proses. Langkah mengurangi cacat dan variansi dilakukan secarasistematis dengan mendefinisikan define, mengukur measure, menganalisa analyze,memperbaiki improve dan mengendalikan control yang kemudian disebut sebagaimetode DMAIC. BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangKarakteristik lingkungan dunia usaha saat ini ditandai oleh perkembanganyang serba cepat di segala bidang. Persaingan bukan hanya mengenai seberapa tinggitingkat produktivitas perusahaan dan seberapa rendahnya tingkat harga produkmaupun jasa, namun lebih pada kualitas produk atau jasa tersebut, kenyamanan,kemudahan, serta ketepatan dan kecepatan waktu dalam pencapaiannya. Persainganekonomi dunia usaha tersebut menjadi semakin ketat sehingga menuntut kepiawaianmanajemen dalam mengantisipasi setiap perubahan yang terjadi dalam aktivitasekonomi itu, untuk menjaga konsistensi kualitas produk dan jasa yangdihasilkan dan sesuai dengan tuntutan kebutuhan pasar, perlu dilakukan pengendaliankualitas quality control atas aktivitas proses yang dijalani. Dari pengendaliankualitas yang berdasarkan inspeksi dengan penerimaan produk yang memenuhi syaratdan penolakan yang tidak memenuhi syarat sehingga banyak bahan, tenaga, danwaktu yang terbuang, muncul pemikiran untuk menciptakan sistem yang dapatmencegah imbulnya masalah mengenai kualitas agar kesalahan yang pernah terjaditidak terulang Kualitas memang tidak terlepas dari manajemen kualitas yangmempelajari setiap area dari manajemen operasi dari perencanaan lini produk danfasilitas, sampai penjadwalan dan memonitor hasil. Kualitas merupakan bagian darisemua fungsi usaha yang lain pemasaran, sumber daya manusia, dan keuangan.Dalam kenyataannya, penyelidikan kualitas adalah suatu penyebab umum commoncause yang alamiah untuk mempersatukan fungsi-fungsi usaha. Flyn, Schroered, danSakalubara 1994 mengidentifikasi tujuh faktor kualitas, yaitu dukungan manajemenmanagement support, informasi kualitas quality information, manajemen prosesprocess management, desain produk product design, manajemen kekuatan kerjaworkforce management, keterlibatan pemasok supplier involvement, danketerlibatan karyawan customer involvement Dilber, Buyyurt, Zaim, dan Tarim,2005.Dalam hal ini maka sangat lah dibutuhkan suatu metode, dimana metode untukmenjaga kestabilan kualitas. Six Sigma merupakan suatu sistem yang komprehensifdan fleksibel untuk mencapai, memberi dukungan dan memaksimalkan proses usaha, yang berfokus pada pemahaman akan kebutuhan pelanggan dengan menggunakanfakta, data, dan analisis statistik serta terus menerus memperhatikan pengaturan,perbaikan dan mengkaji ulang proses usaha. Diamana Implementasi Six Sigmaberokus pada proses, baik itu pada proses produksi atau jasa. Apabila tercapai, makaSix Sigma akan dapat memastikan bahwa keseluruhan proses produksi berjalan padaefisiensi yang Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan diatas, peneliti dapatmerumuskan masalah sebagai berikut 1. Bagaimana implementasi konsep six sigma dalam manajemen proses bisnisdalam PT. Samsung Electronics Indonesia?2. Apa manfaat dari konsep six sigma dalam PT. Samsung Electronics Indonesia?C. Tujuan PenulisanSesuai dengan masalah yang sudah dirumuskan diatas, tujuan dilakukanpenelitian ini adalah 1. Mengetahui konsep six sigma dalam manajemen proses bisnis dalam Electronics Indonesia 2. Mengetahui manfaat konsep six sigma dalam PT. Samsung Electronics Indonesia. BAB IILITERATUR TEORIA. Konsep Six Sigma dalam Manajemen Proses BisnisSix sigma merupakan sebuah metodologi terstruktur untuk memperbaikiproses yang difokuskan pada usaha mengurangi variasi proses process variencessekaligus mengurangi cacat produk/ jasa yang diluar spesifikasi denganmenggunakan statistik dan problem solving tools secara intensif Manggala, 2005.Six sigma merupakan proses disiplin tinggi yang membantu mengembangkan danmengantarkan produk mendekati sempurna. Six sigma adalah suatu visi peningkatankualtas menuju target 3,4 kegagalan per sejuta kesempatan DPMO untuk setiaptransaksi produk baik barang maupun jasa Trihendradi, 2006. Dengan semikian Sixsigma dapat dijadikan ukuran target kinerja sistem industri tentang bagaimanabaiknya suatu proses transaksi produk antara pemasok industri dan pelangganpasar. semakin tinggi target sigma yag dicapai kinerja sistem industri akan semakinbaik. Six sigma juga dianggap sebagai terobosan yang memungkinkan perusahaanmelakukan penignkatan luar biasa dramatic dan sebagai pengendalian prosesindustri yang berfokus pada pelanggan, melalui penekanan pada kemapuan prosesprocess capability.Strategi penerapan six sigma yang diciptakan oleh DR. Mikel Harry danRichard Schroeder disebut sebagai Six Sigma Breakthrough Strategy. Strategi inimerupakan metode sistemaris yang menggunakan pengumpaulan data dan analisisstatistik untuk menentukan sumber-sumber variasi dan cara-cara menghilangkannyaHarry dan Schroeder, 2000. Six sigma mempunyai dua arti penting, yaitu1 Six sigma sebagai filososfi manajemenSix sigma merupakan kegiatan yang dilakukan oleh semua anggotaperusahaan yang menjadi budaya dan sesuai dengan visi misi perusahaan. Tujuannyameningkatkan efisiensi proses bisnis dan memuaskan keinginan pelanggan, sehinggameningkatkan nilai Six sigma sebagai sistem pengukuran Six sigma sesuai dengan arti sigma, yaitu distribusi atau penyebaran variasidari rata-rata mean suatu proses atau prosedur. Six sigma diterpakan untukmemperkecil variasi sigma.Langkah-langkah Implementasi Six SigmaVanany dan Emilasari 2007 mengaplikasikan metode Six Sigma untukmelakukan perbaikan kualitas pada perusahaan manufaktur yang memproduksiproduk stationery dengan pendekatan DMAIC. Penentuan proyek Six Sigma padapenelitian ini didasarkan atas proses dan jenis cacat pada setiap section. PendekatanFMEA yang dilakukan mampu memberi rekomendasi perbaikan kualitas. Kesimpulanyang didapat dari penjelasan tersebut adalah implementasi Six Sigma untukmeningkatkan kualitas penting dilakukan perusahaan agar peningkatan daya saingproduk semakin baik dalam era yang semakin kompetitif dan dinamis. Implementasitersebut perlu ditunjang oleh adanya metode dan 11 tools yang sistematis dankomprehensif agar pelaksanaan jalannya perbaikan berjalan dengan baik danmemenuhi target yang hendak dicapai seperti DMAIC, seven tools, big picturemapping dan Gasperz 2002 ada enam aspek yang perlu diperhatikan dalampenerapan konsep Six Sigma dibidang manufactur1 identifikasi karakteristik produk yang akan memuaskan pelanggan sesuaikebutuhan dan ekspektasi pelanggan,2 mengklasifikasikan karakteristik kualitas yang akan dianggap sebagai CTQCritical to Quality,3 menentukan apakah setiap CTQ itu dapat dikendalikan melalui pengendalianmaterial, mesin, proses-proses kerja, dan menentukan batas maksimum toleransi untuk setiap CTQ sesuai yang dinginkanpelanggan menentukan nilai Upper Specification Limit dan Lower SpecificationLimit dari setiap CTQ,5 menentukan maksimum variasi proses untuk setiap CTQ menentukan nilaimaksimum standart deviasi untuk setiap CTQ,6 mengubah desain produk dan atau proses sedemikian rupa agar mampu mencapainilai target Six Sigma yang berarti memiliki indeks kemampuan proses, Cpminimum sama dengan dua Cp ≥ 2 atau 3,4 DPMO. Tahapan-tahapan yang sering digunakan dalam six sigma yaitu mengacu padaGasperz 2002 untuk menyelesaikan masalah dan peningkatan proses melalui tahapDMAIC Define, Measure, Analyze, Improve, Control. Tahap Define merupakanlangkah operasional pertama dalam program peningkatan kualitas Six Sigma. Padatahap ini akan dilakukan penentuan sasaran dan tujuan perbaikan dan identifikasicacat Tahap MeasureMeasure merupakan langkah operasional kedua dalam program peningkatankualitas Six Sigma. Hal-hal yang dilakukan dalam tahap measure yaitu menentukancacat yang paling vital yang merupakan karakteristik kualitas kunci CTQ denganmenggunakan diagram pareto, mengukur kinerja saat ini current performance padatingkat proses untuk ditetapkan sebagai baseline kinerja awal proyek Six Tahap AnalyzeFase mencari dan menemukan akar sebab dari suatu masalah. Dari data-datayang telah dikumpulkan pada tahap define dan tahap measure. Maka perlu dicariproses produksi beserta faktorfaktor yang memengaruhi CTQ. Hal ini dapat dilakukandengan menggunakan diagram sebabakibat cause and effect diagram. Diagramsebabakibat adalah suatu diagram yang menunjukkan hubungan antara dengan pengendalian proses statistik, diagram sebab-akibat dipergunakanuntuk menunjukkan faktor-faktor penyebab dan karakteristik kualitas akibat yangdisebabkan oleh faktor-faktor penyebab itu Gazpers, 2003.3 Tahap ImprovePada tahap ini merupakan tahap meningkatkan proses dan menghilangkansebab-sebab cacat. Pada tahap improve ini digunakan PFMEA Potential FailureMode Effect and Analysis. PFMEA adalah sistematika dari aktivitas yangmengidentifikasi dan mengevaluasi tingkat kegagalan failure potensial yang adapada system, produk atau proses terutama pada bagian akar-akar fungsi produk atauproses pada faktor-faktor yang memengaruhi produk atau proses. Tujuan PFMEAadalah mengembangkan, meningkatkan, dan mengendalikan nilai-nilai probabilitasdari failure yang terdeteksi dari sumber input dan juga mereduksi efek-efek yangditimbulkan oleh kejadian "failure" tersebut Hidayat, 2007. 4 Tahap ControlPada tahap ini dilakukan perhitungan kapabilitas proses Cp dan level sigmasetelah dilakukan tahap improve. Tahap control ini digunakan untuk mengendalikanpada level tersebut sampai dicapai kestabilan proses sebelum dilakukan siklusDMAIC Manfaat dari Konsep Six SigmaPenerapan six sigma di sebuah perusahaan menjadi strategi terobosan yangmemungkinkan perusahaan dapat melakukan peningkatan luar biasa. Berikut iniadalah beberapa manfaat six sigma bagi perusahaan, yaitu1 Membangun sukses yang berkelanjutanSix sigma menciptakan keahlian dan budaya kerja untuk terus-menerusberinovasi sehingga dapat menguasai Mengatur tujuan kinerja bagi setiap karyawanSix sigma membuat setiap orang bekerja dalam arah yang sama dan berfokusuntuk menciptakan tujuan bersama yang Meningkatkan nilai produk pada pelangganPerusahaan mempelajari nilai apa yang berarti bagi para pelanggan danmerencanakan bagaimana menciptakannya sehingga mereka dapat mengambilmanfaat dari produk barang atau jasa yang Meningkatkan perbaikan continous improvementSix sigma membantu perusahaan untuk tidak hanya meningkatkan kinerjanyatetapi juga meningkatkan perbaikan sehingga akan mampu Memudahkan pembinaan karyawanSix sigma meningkatkan dan mempercepat setiap pegawainya untukmengembangkan inovasi dan ide-ide baru Memudahkan perusahaan dalam melakukan perubahan strategiSix sigma membantu perusahaan untuk dapat memperkenalkan produkbarunya, sehingga perusahaan dapat memasuki pasar baru dengan strategi danprosedur yang baru pula. Perusahaan akan mampu melakukan penyesuaian-penyesuaian kecil ataupun perubahan-perubahan besar demi kesuksesan Meningkatkan keuntungan Penerapan metode Six Sigma pada perusahaan akan mampu menurunkanbiaya produksi yang dikeluarkan. Dengan demikian keuntungan yang didapatkanperusahaan akan meningkat atau bahkan dapat meningkatkan posisi pasarnyadalam menghadapi persaingan yang semakin Konsep Six SigmaSix Sigma sebagai program kualitas juga sebagai tool untuk pemecahanmasalah. Six sigma menekankan aplikasi tool ini secara metodis dan sistematis yangakan dapat menghasilkan terobosan dalam peningkatan kualitas. Metodologi yangsistematis ini bersifat generik sehingga dapat diterapkan baik dalam industrimanufaktur maupun Sigma juga dikatakan sebagai metode yang berfokus pada proses danpencegahan cacat defect Snee, 1999. Pencegahan cacat dilakukan dengan caramengurangi variasi yang ada di dalam setiap proses dengan menggunakan teknik-teknik statistik yang sudah dikenal secara dari penerapan Six Sigma berbeda untuk tiap perusahaan yangbersangkutan, tergantung pada usaha yang dijalankannya. Biasanya Six Sigmamembawa perbaikan pada hal-hal berikut ini Pande, Peter. 20001 Pengurangan biaya2 Perbaikan produktivitas3 Pertumbuhan pangsa pasar4 Retensi pelanggan5 Pengurangan waktu siklus6 Pengurangan cacat7 Pengembangan produk / jasaKegunaan six sigma dalam perbaikan sebuah produkKonsep Six Sigma merupakan perbaikan secara terus menerus continousimprovement untuk mengurangi cacat adalah dengan meminimalisasi variasi yangterjadi pada proses produksi. Hendradi 2006 menyatakan General Electric GEsebagai salah satu perusahaan yang sukses menerapkan Six Sigma menyatakan, "SixSigma merupakan proses disiplin tinggi yang membantu dalam mengembangkan danmenghantarkan produk mendekati sempurna. Ide sentral dibelakang Six Sigma adalah jika perusahaan dapat mengukurberapa banyak cacat yang dimiliki dalam suatu proses, maka secara sistematisperusahaan dapat mengatasi bagaimana menekan dan menempatkan perusahaan dekatdengan zero-defect. Six Sigma telah mengubah DNA GE, dalam setiap tindakan padasetiap produk GE. Dalam prespektif metodologi, Six Sigma merupakan pendekatanmenyeluruh untuk menyelesaikan masalah dan peningkatan proses melalui tahapDMAIC Define, Measure, Analyze, Improve, Control.Dalam penelitian Banuelas et al. 2005 tentang aplikasi Six Sigma untukmengurangi cacat defect diperoleh hasil pengurangan cacat yang cukup signifikanantara sebelum pengunaan metode Six Sigma dan sesudah pengunaan metode SixSigma yaitu pengurangan presentase cacat sebesar 9,37%. BAB IIIPEMBAHASANPenerapan Six Sigma dalam Manajemen Proses Bisnis dalam PT. Samsung Electronics sigma telah menjadi kunci untuk kesuksesan Samsung karena six sigmamembuat manajemen perusahaan untuk focus terhadap kualitas seluruh proses yang berkualitas tinggi, pengembangan produk yang inovatif, dan akibatnyapeningkatan kepuasan pelanggan dan keuntungan, dan ditunjukan dengan baik olehbanyak sumber daya teknologi terbaik Bisnis Team Samsung SBT melakukan penelitian terhadap pendekatansix sigma di General Electric GE, DuPont dan Honeywell untuk mendapatkanperspektif tentang bagaimana perusahaan lain telah inovatif diterapkan six sigmadengan kebutuhan yang sama. Setiap pendekatan dianalisis dan menghasilkankesimpulan yang kemudian diterapkan dalam pengembangan metodologi SCM sixsigma Samsung1 Proyek SCM mungkin melibatkan pendesignan atau perbaikan Proyek six sigmabiasanya focus pada salah satu mendisain ulang proses dan system ataumeningkatkan tingkat kinerja system yang ada. Dengan six sigma, paling seringmenggunakan DMADOV define, measure, analyze, design, optimize, verify,kemudian menggunakan DMAIC define, measure, analyze, improve, control.Proyek SCM di Samsung 75% melibatkan proses desaign ulang, sedangkansisanya 25% akan focus pada perbaikan DMADOV tidak cukup Metodologi DMADOV yang berguna tidak bisamemberikan dukungan yang diperlukan untuk menjalankan seluruh proyek SCMdi Samsung. Sehingga diperlukan langkah aktif dalam mendesign danpengoptimalan yang diperkenalkan pada kegiatan Pilihan pengembangan system Proyek SCM six sigma dalam banyak kasusmengakibatkan pengembangan system. Dengan demikian, pendekatan barudiperlukan untuk menutupi langkah pemberdayaan proses untuk mendukungkegiatan pembangunan system. Namun, banyak proyek inovasi SCM mungkinmeminta untuk perubahan yang dapat diaktifkan dalam kemampuan system yang ada. Oleh karena itu, perlu untuk mempertimbangkan pendekatan dimanaimplementasi system akan menjadi kegiatan pemberdayaan pilihan. PendekatanDABTL define, architect, build, test, launch digunakan, penggabungan secaradisipln rekayasa software terbukti untuk six sigma berdasarkan metodologi yang dihasilkan disebut DMAEV define, measure, analize,enable, and, verify. Selain itu, Samsung mengembangkan konsep lima parameterdesain process, operation rule and policy, organization role and responsibility,performance measure, and system, proses permodelan dan teknik value chainmap, dan SCM terkait metode analisis nilai investasi. SBT menyadari bahwakeberhasilan metodologi DMAEV dalam mendorong inovasi SCM akantergantung tidak hanya pada kekuatan metodologi itu sendiri, tetapi juga padafactor-faktor bisnis dan organisasi yang relevan. Berdasarkan pengalaman dankeahlian tim SBT dalam aspek bisnis dan organisasi SCM, prinsip-prinsip desainberikut yang akan memandu proyek SCM six sigma melalui semua tahapanDMAEV sepertioptimum global - Semua ide-ide perbaikan harus selaras dengan tujuan globaldaripada lokal. Artinya, ketika meningkatkan proses melalui SCM six sigma,maka akan diperlukan untuk mengukur, memantau, dan, jika mungkin,meningkatkan Key Performance Indicators KPI dari proses hulu dan hiliryang Penting dalam Pelaksanaan Six Sigma1 Dukungan dari Top level. Six sigma menawarkan pencapaian yang terukur yangtidak akan mampu ditolak oleh pemimpin perusahaan, yang dikerjakan olehseorang super star yg sangat tahu apa yg harus dilakukan di bidangnya BlackBelt, Project Champion, Executive Champion.2 Tim yang hebat. Para Executive Champion, Deployment Champions, ProjectChampions, Master Black Belts, Black Belts, dan Green Belts adalah orang-orangyg terlatih dengan baik untuk mengerjakan proyek Six Training yang berbeda dengan yang pernah ada. Anggota proyek Six sigma adalahmereka yg pernah ditraining secara khusus dengan biaya antara $15,000-$25,000 per Black Belt, yg akan dibayar melalui saving yg didapat dari setiap proyek Alat ukur yg baru, dengan menggunakan DPMO Defects Per MillionOpportunities yang berhubungan erat dgn Critical to Quality CTC yg diukurberdasarkan persepsi customer, yg bisa dibandingkan antar departemen atau divisidalam satu Tradisi perusahaan yang baru, yaitu mempromosikan usaha untuk melakukanpeningkatan kualitas secara terus Six SigmaSix Sigma kurang cocok digunakan untuk beronovasiSix Sigma mengutamakan tentang proses dan biaya, sedangkan inovasimerupakan sesuatu yang baru dan membutuhkan banyak biaya.Six Sigma hanya akan menganalisa data-data yang bersifat kuantitatif,sedangkan data yang bersifat kualitatif harus diubah menjadi data Six SigmaCiptakan tujuan yang merupakan breakhtrough dengan menciptakan visi dantujuan yang challenging bagi organisasi, sehingga tidak hanya menghadirkanperubahan yang kecil melainkan signifikan.Identifikasi inisiatif dan Target Proses dengan membuat daftar inisiatif sixsigma dan proses apa saja yang perlu dilakukan, tentunya yang selaras dengantujuan.Mengalokasikan sumber daya dengan baik, sehingga terjadi keseimbanganantara time dan effort yang diberikan, dengan value yang dihasilkan. BAB IVKESIMPULANSix sigma merupakan sebuah metodologi terstruktur untuk memperbaikiproses yang difokuskan pada usaha mengurangi variasi proses process variencessekaligus mengurangi cacat produk/ jasa yang diluar spesifikasi denganmenggunakan statistik dan problem solving tools secara intensif Manggala, 2005.Six sigma merupakan proses disiplin tinggi yang membantu mengembangkan danmengantarkan produk mendekati sempurna. Six sigma adalah suatu visi peningkatankualtas menuju target 3,4 kegagalan per sejuta kesempatan DPMO untuk setiaptransaksi produk baik barang maupun jasa Trihendradi, 2006. Dengan semikian Sixsigma dapat dijadikan ukuran target kinerja sistem industri tentang bagaimanabaiknya suatu proses transaksi produk antara pemasok industri dan pelangganpasar. semakin tinggi target sigma yag dicapai kinerja sistem industri akan semakinbaik. Six sigma juga dianggap sebagai terobosan yang memungkinkan perusahaanmelakukan penignkatan luar biasa dramatic dan sebagai pengendalian prosesindustri yang berfokus pada pelanggan, melalui penekanan pada kemapuan prosesprocess capability. DAFTAR PUSTAKANugroho, A., & Kusumah, 2021. Analisis Pelaksanaan Quality Control untukMengurangi Defect Produk di Perusahaan Pengolahan Daging Sapi Wagyu denganPendekatan Six Sigma. Jurnal Manajemen Teknologi 20 1, G. A. 2018. Penerapan Metode Six Sigma Sebagai Upaya Pengendalian KualitasProduk dengan Menggunakan Konsep DMAIC. Ratih Jurnal Rekayasa TeknologiIndustri Hijau, 12, Y. M., 2021. Definisi Konseptual Manajemen Proses Bisnis. Modul KuliahManajemen Proses Bisnis. Jakarta FEB-Universitas Mercu S., Purba, H., & Trimarjoko, A. 2020. Improve quality remanufacturing weldingand machining process in Indonesia using six sigma methods. J. Eur. SystèMes Autom,53, & Husin, 2021. Implementation of Lean Six Sigma Method in High-RiseResidential Building Projects. Civil Engineering and Architecture 9 4, S., & Purba, H. H. 2021 Lean Six Sigma Implementation, A SystematicLiterature Review. International Journal of Production Management and Engineering 92, 2018 Quality Control Dalam Metode Six Sigma ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication. Abstract Persaingan pada bisnis khususnya Perusahaan dalam industri berbasis telekomunikasi, teknologi dan informasi sangat pesat dan ketat. Perusahaan memerlukan upaya perbaikan berkesinambungan terhadap kemampuan sumber daya manusia, proses, dan lingkungan untuk menghasilkan kualitas produk atau jasa yang terbaik. Cara terbaik untuk memperbaiki kemampuan komponen-komponen sumber daya manusia, proses, dan lingkungan tersebut secara berkesinambungan adalah dengan menerapkan Total Quality Management TQM. TQM memberikan manfaat yaitu meningkatkan daya saing Perusahaan. Konsep TQM merupakan konsep perbaikan terus-menerus yang diterapkan Perusahaan di tiap-tiap level operasi. PT. Telkom dengan tujuan Perusahaan menciptakan posisi terdepan dengan memperkokoh bisnis legacyi dan meningkatkan bisnis new wave untuk memperoleh 60% dari pendapatan industri pada tahun 2015. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah Total Quality Management terhadap kinerja manajerial pada PT. Telkom Manado sudah diterapkan. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan TQM sudah diterapkan di PT. Telkom Manado. Unsur-unsur TQM yang sudah diterapkan pada PT. Telkom Manado yaitu produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan. Sebaiknya manajemen selalu memperhatikan unsur-unsur TQM dan mempertahankan kinerja manajerial yang telah dicapai oleh Perusahaan. Kata kunci evaluasi, total quality management, kinerja, manajerial Abstract Dasar pemikiran perlunya Total Quality Management TQM adalah cara terbaik agar Perusahaan dapat bersaing dan unggul dalam persaingan global dengan menghasilkan produk yang berkualitas tinggi, diperlukan upaya perbaikan berkesinambungan terhadap kemampuan manusia, proses dan lingkungan sesuai dengan kebutuhan dan kepuasan konsumen. Untuk mengkaji bagaimana penerapan Total Quality Management TQM dalam produksi ready mix concrete di PT. Igasar, maka dilakukan studi kasus dengan menyebarkan angket kuisioner pada beberapa konsumen, melakukan wawancara kepada staf di unit produksi dan unit yang terkait lainnya serta mengumpulkan data-data tertulis yang telah didokumentasikan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi sejauh mana penerapan Total Quality Management TQM pada proses produksi ready mix concrete dan merekomendasikan teori penerapan TQM. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa PT. Igasar belum menerapkan TQM namun telah menerapkan Total Quality Control TQC, yang dalam hal ini TQC merupakan elemen dari TQM itu sendiri. Berdasarkan hasil analisis perhitungan statistik, dari segi informasi tentang produk diperoleh bahwa 30 % dari jumlah pelanggan mengetahui dan menggunakan produk ready mix concrete dari konsumen lain, 30 % mengetahui dari promosi dan 40% mengetahui sendiri. Dari segi jadwal pengiriman produk, 20 % dari pelanggan menyatakan tidak terlambat, 70% menyatakan kadang-kadang terlambat dan 10 % menyatakan sering terlambat, sedangkan dari segi pelayanan, 30 % dari pelanggan menyatakan sangat puas dengan tanggapan keluhan, 50 % menyatakan cukup puas dengan tanggapan keluhan dan 20 % menyatakan tidak puas dengan tanggapan keluhan. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa produk ready mix concrete dari dinilai memenuhi spesifikasi dan persyaratan yang ditetapkan oleh konsumen, namun dari segi pelaksanaan termasuk jadwal pengiriman dan pelayanan kurang memuaskan bagi konsumen. GAYA KEPEMIMPINAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING DALAM PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT TQM TERHADAP KINERJ A MANAJ ERIAL PADA PT. SAMSUNG ELEKTRONIK INDONESIA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Diajukan oleh Dila Liliyatri Dahar 0813010124/FE/AK Kepada FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. GAYA KEPEMIMPINAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING DALAM PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT TQM TERHADAP KINERJ A MANAJ ERIAL PADA PT. SAMSUNG ELEKTRONIK INDONESIA SKRIPSI Diajukan oleh Dila Liliyatri Dahar 0813010124/FE/AK Kepada FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR 2012 Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. GAYA KEPEMIMPINAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING DALAM PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT TQM TERHADAP KINERJ A MANAJ ERIAL PADA PT. SAMSUNG ELEKTRONIK INDONESIA Oleh Dila Liliyatri Dahar ABSTRAKSI Total Quality Management TQM merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, tenaga kerja, proses dan lingkungan Tujuan penelitian ini adalah Membuktikan secara empiris apakah penerapan Total Quality Management TQM memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja manajerial dan apakah penerapan TQM dan gaya kepemimpinan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja manajerial pada PT. Samsung Elektronik Indonesia. Analisis yang digunakan yaitu Regresi Linier Sederhana dan Moderated Regression Analyze MRA dikarenakan dengan analisis ini kita dapat membuktikan pengaruh TQM terhadap kinerja serta apakah gaya kepemimpinan merupakan variabel moderating terhadap hubungan TQM dan kinerja manajerial. Dalam penelitian ini peneliti menyimpulkan bahwa penerapan TQM memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja manajerial, dan bahwa Gaya kepemimpinan bukan merupakan variabel moderating dalam hubungan antara TQM dan Kinerja Manajerial. Hambatan yang terjadi pada PT. Samsung Elektronik Indonesia adalah bahwa pada penelitian ini penulis menggunakan kuisioner sehingga apabila terdapat kesalahan menjawab dari responden mempunyai pengaruh terhadap data yang diperoleh dan juga peneliti memiliki keterbatasan untuk memberikan kuisioner kepada Branch Manager maupun Wakil. Kata Kunci Total Quality Management, Gaya Kepemimpinan, Kinerja Manajerial, PT. Samsung Elektronik Indonesia. x Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Tentunya masih hangat dalam ingatan kita, betapa krisis finansial global telah berdampak pada melemahnya sektor riil, khususnya industri elektronik di Tanah Air. Beruntung, industri elektronik nasional masih mampu survive, di tengah kepungan produk impor dan selundupan yang membanjiri pasar domestik. Pada 2010 pangsa pasar produk lokal hanya berkisar 40% dengan nilai Rp 12,7 triliun dari total omset domestik yang menembus Rp 31,8 triliun. Sisanya dikuasai produk impor dan selundupan serta produk non-standar dari RRT dengan harga lebih murah. Tak hanya itu, gairah produk elektronik lokal yang mulai menunjukkan sinyal positif tersebut kembali meredup pasca perjanjian kesepakatan perdagangan bebas AseanChina Asean-China Free Trade Agreement/ACFTA pada awal tahun lalu. Pasalnya, produk elektronik lokal kalah bersaing dengan produk RRT. Akibatnya, produk RRT mulai menguasai pasar domestik, sementara produk lokal mulai terdesak. Pasar domestik yang menjadi tumpuan industri lokal akan tergerus. Hasil survei Kementerian Perindustrian terhadap 624 perusahaan nasional menyebutkan, akibat pemberlakuan AFTA, produksi enam sektor industri manufaktur prioritas nasional mengalami penurunan Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 2 produksi hingga 50% pada tahun 2010. Industri elektronik yang tercakup di dalamnya mengalami penurunan produksi sebesar 25%. Total Quality Management TQM bukanlah merupakan suatu alat yang siap digunakan di lapangan tetapi suatu filosofi, suatu konsep dengan seperangkat prinsip-prinsip panduan yang merupakan dasar bagi suatu organisasi yang ingin secara terus-menerus melakukan perbaikan dan penyempurnaan Soemardi, 199541. TQM memberikan pada setiap organisasi atau perusahaan, peralatan untuk menjawab setiap tantangan global saat ini disamping menyempurnakan arah perusahaan menghadapi masa yang akan datang yang semakin cepat perubahannya serta sulit dan kompleks untuk diramalkan. TQM mengarahkan perusahaan pada continous improvement yang menunjang perwujudan kepuasan konsumen secara total dan terus-menerus Soemardi, 199540 Implikasi teknik TQM harus diikuti pula dengan penerapan komplemen-komplemen dari sistem akuntansi manajemen. Adapun komplemen-komplemen tersebut adalah sistem penghargaan dan sistem pengukuran kinerja. Sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan merupakan alat pengendalian penting yang digunakan oleh perusahaan untuk memotivasi karyawan agar mencapai tujuan perusahaan dengan perilaku sesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan. Sistem akuntansi manajemen kontemporer berkembang sebagai reaksi terhadap perubahan signifikan pada lingkungan bisnis yang dihadapi baik Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 3 perusahaan jasa, maupun perusahaan manufaktur. Tujuan keseluruhan sistem akuntansi manajemen kontemporer adalah untuk meningkatkan kualitas, keputusan, relevansi, dan penetapan waktu informasi biaya Steven 1993 dalam Hansen dan Mowen, 2006. Dalam praktik TQM dan JIT yang efektif memerlukan perubahan dalam sistem akuntansi manajemen, komponen penting sistem akuntansi manajemen dalam perubahan-peru Bahan ini antara lain adalah pengumpulan informasi baru, diseminasi informasi lintas hierarki organisasional dan perubahan sistem reward, tujuan kinerja, ukuran kinerja Khim dan Larry, 1998 dalam Suprantiningrum dan Zulaikha, 2003. Sistem empiris bahwa penerapan TQM berpengaruh terhadap kinerja manajerial telah diteliti oleh Kurnianingsih dan Indriantoro 2001, dengan hasil bahwa penerapan teknik TQM yang tinggi dalam perusahaan dapat berpengaruh secara positif terhadap kinerja manajerial. Dasar pemikiran yang mendukung temuan tersebut bahwa para manajer akan lebih termotivasi untuk meningkatkan kinerja yang tinggi dalam bentuk informasi yang diperlukan yang memberikan umpan balik untuk perbaikan dan pembelajaran. Temuan ini mendukung hasil penelitian Sim dan Killough 1998 yang menemukan pengaruh positif dan signifikan teknik TQM dan desain sistem akuntansi manajemen dengan kinerja namun tidak mendukung penelitian Ittner dan Larcker 1995 yang menyatakan baha teknik TQM yang digunakan Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 4 bersama dengan desain sistem akuntansi manajemen dalam penelitian ini adalah sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan belum tentu mengakibatkan kinerja yang tinggi. Penerapan awal TQM berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial. Interaksi TQM dan sistem reward berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Sementara interaksi TQM dan sistem pengukuran kinerja tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial Suprantiningrum dan Zulaikha, 2003. Penelitian yang dilakukan Madu dan Kuei 1996 yang menyimpulkan adanya hubungan antara konstruk kualitas dan kinerja organisasional, hasil penelitian ini juga mendukung penelitian Tersziovski dan Samson 1999 yang meneliti mengenai elemen-elemen TQM yang dijadikan sistem penghargaan kualitas. Sementara hubungan dengan sistem reward terhadap kinerja manajerial, mendukung temuan yang dilakukan Khim dan Larry 1998, serta temuan Retno 2000, mereka menemukan adanya pengaruh posistif antara interaksi pemanufakturan TQM dan reward terhadap kinerja. Pencapaian tingkat kualitas bukan merupakan hasil penerapan cara instan jangka pendek untuk meningkatkan daya saing, tetapi pengimplementasian TQM mensyaratkan kepemimpinan yang kontinyus Handoko dan Tjiptono, 1997. Untuk mencapai sukses dalam pengimplementasian TQM, organisasi perlu melakukan perubahan perilaku kepemimpinan dan praktik MSDM Handoko dan Tjiptono, 1997. Gaya kpemimpinan dan partisipatif dan memberdayakan sebuah jajaran manajerial Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 5 merupakan infrastruktur organisasional vital bagi berkembangnya budaya TQM Handoko dan Tjiptono, 1997. Menurut Mahoney dkk 1963 dalam Supratiningrum 2003, kinerja manajerial pun dalam perusahaan sangatlah penting. Kinerja manajerial adalah kinerja individu anggota organisasi dalam kegiatan manajerial antara lain perencanaan, investigasi, koordinasi, pengaturan staf, negosiasi dan lainlain. Sim dan Killoughhm, 1998 dalam Mardiyah, 2005 menyatakan bahwa ada pengaruh interaksi antara praktek pemanufakturan terhadap kinerja manajerial dengan Sistem Akuntansi Manajemen, dengan salah satu fungsi akuntansi manajemen sebagai penyedia sumber informasi penting untuk membantu manajer mengendalikan aktifitasnya dalam mencapai tujuan organisasi dengan sukses. Menurut Hansen dan Mowen 1997168 evaluasi terhadap para manajer sering dikaitkan dengan profitabilitas unit-unit yang berada dalam kendali mereka, bagaimana laba aktual dibandingkan dengan laba yang direncanakan seringkali digunakan sebagai petunjuk terhadap kemampuan manajerial, misalnya apabila seorang manajer telah bekerja keras dan berhasil meningkatkan penjualan sementara biaya tidak berubah, maka manajer dianggap berhasil meningkatkan kinerjanya. Perusahaan PT. Samsung Elektronik Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang industri alat elektronik, yang dalam pelayanannya menetapkan sebuah sistem manajemen yang dinamis, terfokus dalam tiga prinsip dasar. Efficiency dimana perusahaan yakin dengan evaluasi Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 6 program secara berkelanjutan dan pengembangan, PT. Samsung Elektronik Indonesia mampu memenuhi keinginan pelanggan. Reliability dimana perusahaan akan memastikan pekerjaannya akan selesai dengan benar dan tepat waktu, dimanapun pelanggan menginginkannya. Economic Solution dimana melalui pengalaman yang panjang, PT. Samsung Elektronik Indonesia mampu memberikan servis yang baik dengan biaya yang terjangkau. Berdasarkan data yang diperoleh, dapat dilihat data laba bersih PT. Samsung elektronik Indonesia dalam lima tahun adalah sebagai berikut Tabel 1 Laba Bersih PT. Samsung Elektronik Indonesia Rencana Realisasi 7,826,000,000 9,601,000,000 1,775,000,000 9,686,000,000 12,210,000,000 2,524,000,000 11,062,000,000 14,388,000,000 3,326,000,000 10,711,000,000 14,344,000,000 3,633,,000,000 Selisih Sumber PT. Samsung Elektronik Indonesia Dari data yang diperoleh mulai tahun 2007 hingga tahun 2010 dapat disimpulkan bahwa laba bersih PT. Samsung Elektronik Indonesia mengalami kenaikan secara terus-menerus. Hal ini menyebabkan adanya pertimbangan bahwa kenaikan laba tersebut dipengaruhi oleh keefektifan penerapan Total Quality Management di PT. Samsung Elektronik Indonesia. Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 7 Keberhasilan suatu organisasi tidak bisa dilepaskan dari peranan pemimpin dalam organisasi tersebut, kepemimpinan merupakan kunci utama dalam manajemen yang memainkan peran penting dan strategis dalam kelangsungan hidup suatu perusahaan, pemimpin merupakan pencetus tujuan, merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan dan mengendalikan seluruh sumber daya yang dimiliki sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Kepemimpinan manajerial dapat didefinisikan sebagai suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatankegiatan dari sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya Handoko, 2001 291. Oleh sebab itu pemimpin suatu organisasi perusahaan dituntut untuk selalu mampu menciptakan kondisi yang mampu memuaskan karyawan dalam bekerja sehingga diperoleh karyawan yang tidak hanya mampu bekerja akan tetapi juga bersedia bekerja kearah pencapaian tujuan perusahaan. Mengingat perusahaan merupakan organisasi bisnis yang terdiri dari orang-orang, maka pimpinan seharusnya dapat menyelaraskan antara kebutuhan-kebutuhan individu dengan kebutuhan organisasi yang dilandasi oleh hubungan manusiawi Robbins, 200118. Sejalan dengan itu diharapkan seorang pimpinan mampu memotivasi dan menciptakan kondisi sosial yang menguntungkan setiap karyawan sehingga tercapai kepuasan kerja karyawan yang berimplikasi pada meningkatnya produktivitas kerja karyawan Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 8 Hal ini menimbulkan keingintahuan bagi penulis tentang bagaimana fenomena turunannya produksi industri elektronik di Indonesia yang mengalami penurunan sebesar 25% pada tahun 2011, berbanding terbalik dengan data kenaikan laba bersih perusahaan dalam periode empat tahun terakhir PT. Samsung Elektronik Indonesia, dan apakah hal ini dipengaruhi oleh keefektifan penerapan Total Quality Management TQM di perusahaan tersebut serta sejauh mana peran seorang pemimpin terhadap keberhasilan suatu manajemen perusahaan dalam upaya mencapai tujuannya untuk memenangkan pasar global. Atas dasar pemikiran diatas maka penulis terdorong untuk melakukan penelitian yang berjudul “Gaya Kepemimpinan sebagai Variabel Moderating dalam Pener apan Total Quality Management TQM terhadap Kinerja Manajerial pada PT. Samsung Elektronik Indonesia”. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, permasalahan pokok yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut 1. Apakah penerapan TQM memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja manajerial PT. Samsung Elektronik Indonesia? Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 9 2. Apakah hubungan antara penerapan TQM dan Gaya Kepemimpinan memiliki pengaruh terhadap kinerja manajerial PT. Samsung Elektronik Indonesia? Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah dirumuskan diatas, dapat dijabarkan mengenai tujuan dari penelitian ini adalah 1. Membuktikan secara empiris penerapan Total Quality Management TQM memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja manajerial PT. Samsung Elektronik Indonesia 2. Membuktikan secara empiris hubungan antara penerapan TQM dan gaya kepemimpinan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja manajerial PT. Samsung Elektronik Indonesia . Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkandapat memberikan manfaat sebagai berikut 1. Bagi Perusahaan Memberikan informasi tambahan sebagai masukan bagi pihak PT Samsung Elektronik Indonesia dalam melihat pengaruh penerapan TQM dan kesesuaian gaya kepemimpinan terhadap kinerja manajerial sehingga perusahaan mampu menciptakan keunggulan daya saing yang lebih tinggi lagi bagi perusahaan. Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 10 2. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan selama bangku perkuliahan sehingga dapat membandingkan teori-teori yang didapat dengan kejadian sesungguhnya yang terjadi di perusahaan serta mengembangkan wawasan berpikir dalam memecahkan permasalahan yang ada dalam praktek dunia usaha. 3. Bagi Pihak Lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah referensi dan mungkin dapat memberikan ide untuk pengembangan lebih lanjut bagi rekan-rekan yang mengadakan penelitian dalam bidang yang berkaitan dengan tulisan peneliti di masa datang. Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 11 BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN MODEL Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat dipakai sebagai bahan masukan dan bahan pengkajian yang berkaitan dengan penelitian ini telah dilakukan oleh Suprantiningrum dan Zulaikha 2003 dalam tulisannya yang berjudul ”Pengaruh Total Quality Management TQM terhadap Kinerja dan Sistem Penghargaan Sebagai Variabel Moderating. Studis Empiris pada Hotel di Indonesia”. Dalam penelitian ini disimpulakan bahwa adanya pengaruh nyata dari penerapan TQM terhadap kinerja manajerial, dan juga terjadi interaksi antara TQM dan sistem penghargaan terhadap kinerja manajerial, namun tidak ada pengaruh dari interaksi antara Total Quality Management TQM dengan sistem pengukuran kinerja. Penelitian selanjutnya yang dijadikan bahan referensi penulis adalah penelitian yang dilakukan oleh Donie Septianto 2009 yang berjudul “Pengaruh Total Quality Management TQM terhadap Kinerja Manajerial Dengan Gaya Kepemimpinan Sebagai Variabel Moderating Pada PT. X”. Permasalahan yang diangkat dalam tulisan ini adalah sejauh mana pengaruh antara TQM dengan kinerja manajerial, serta pengaruh gaya kepemimpinan dalam hubungan antara penerapan TQM dengan kinerja manajerial. Adapun hasil yang dapat disimpulkan dalam penelitian ini adalah bahwa penerapan Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 12 Total Quality Management TQM tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Manajerial dan juga bahwa gaya kepemimpinan tidak terbukti secara empiris sebagai variabel pemoderasi hubungan antara TQM dan kinerja manajerial. Penelitian ini merupakan replika dari penelitian sebelumnya. Adapun perbedaan penelitian antara penelitian yang dilakukan sekarang dengan terdahulu terletak pada variabel, waktu penelitian, objek penelitian, sample penelitian serta teknik analisis yang digunakan. Pada penelitian kali ini peneliti menggunakan gaya kepemimpinan sebagai variabel moderating karena gaya kepemimpinan dapat mempengaruhi komitmen para manajer untuk mencapai sukses dalam mengimplementasikan TQM. Pencapaian tingkat kualitas bukan merupakan hasil penerapan cara instant jangka pendek untuk meningkatkan daya saing, tetapi pengimplementasian TQM masyarakan kepemimpinan yang kontinyus. Para manajer termotivasi untuk kinerja manajerialnya tidak hanya jika para manajer menerima pengukuran kinerja yang tinggi dan adanya sistem penghargaan yang memberikan rasa adil dan kepuasan para manajer dalam bekerja sehingga dapat meningkatkan kinerjanya. Objek penelitian sebelumnya adalah PT X yang terletak di Jln. Perak Timur, objek penelitian yang sekarang dilakukan di PT. Samsung Elektronik Indonesia. Teknik analisis yang digunakan untuk menguji variabel pemoderasi juga berbeda dengan penelitian terdahulu. Penelitian sebelumnya menggunakan Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 13 teknik analisis dengan regresi linier berganda dan juga uji interaksi, sedangkan pada penelitian ini menggunakan Uji Residual, namun tidak secara penuh penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu. Penelitian yang dilakukan sekarang juga memiliki persamaan yaitu menguji secara empiris penerapan TQM terhadap kinerja manajerial. Tolak ukur pada penelitian ini juga serupa dengan penelitian terdahulu yaitu melalui kuisioner dalam pengambilan data yang di bagikan kepada responden. Landasan Teori Pengertian Total Quality Manajement TQM TQM merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, tenaga kerja, proses dan lingkungan Tjiptono dan Diana, 20014 Feigenbaum dalam Tjiptono dan Diana 2004, mendefinisikan TQM sebagai dampak kontrol kualitas total diseluruh organisasi. Feigenbaum memberikan definisi yang lebih lengkap dari TQM "sistem kualitas total sebagai salah satu yang merangkum keseluruhan siklus kepuasan pelanggan dari interpretasi keperluannya pada tahap pemesanan, melalui pasokan produk atau jasa dari harga ekonominya dan pada persepsinya dari produk setelah dia telah menggunakannya sepanjang periode waktu". Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 14 Seperti dikutip oleh Doni Septianto 2009245, menurut Hansen dan Mowen 1999 bahwa filosofi dari TQM adalah bahwa perusahaan menciptakan suatu lingkungan yang memungkinkan pekerjanya menghasilkan produk sempurna zero-defect, sedangkan menggantikan prinsip mutu yang dapat diterima dimasa lalu. Total Quality Manajement merupakan sistem manajemen yang berfokus kepada orang yang bertujuan untuk meningkatkan secara berkelanjutan kpuasan customer pada biaya yang sesungguhnya secara berkelanjutan terus menerus Mulyadi,200110 Menurut Goetsch dan Davis yang dikutip dalam Tjiptono dan Diana 200115, untuk mendukung penerapan TQM, terdapat 10 elemen pendukung yang harus diperhatikan perusahaan, yaitu 1. Fokus Pelanggan Dalam organisasi TQM, pelanggan internal dan eksternal merupakan kekuatan pendorong aktivitas organisasi. Pelanggan eksternal menentukan kualitas produk yang mereka terima, sedangkan pelanggan internal berperan dalam menentukan kualitas sumber daya manusia, proses dan lingkungan yang berhubungan dengan produk yang dihasilkan. 2. Obsesi terhadap kualitas Dalam organisasi TQM, pelanggan internal dan pelanggan eksternal sebagai penentu kualitas. Organisasi harus memiliki obsesi untuk Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 15 memenuhi atau melebihi kualitas yang telah ditentukan pelanggan, dengan melibatkan aktif semua pekerja pada berbagai level. 3. Pendekatan Ilmiah Segala aktifitas organisasi TQM terutama menyangkut desain pekerjaan, proses pengambilan keputusan, dan pemecahan masalah harus didasarkan pada kaidah ilmiah yang bisa dipertanggungjawabkan dan diterima oleh semua pihak yang terlibat. 4. Komitmen Jangka Panjang TQM merupakan paradigma baru dalam manajemen organisasi yang membutuhkan budaya baru dalam penerapannya. Komitmen jangka panjang dari seluruh elemen organisasi sangat diperlukan untuk mengadakan perubahan agar penerapan TQM dapat berjalan dengan baik. 5. Kerjasama tim teamwork Dalam organisasi TQM, keberhasilan hanya akan dicapai jika ada kerjasama dari seluruh elemen yang terkait, baik kerjasama antar karyawan perusahaan internal maupun dengan pemasok, lembaga pemerintah dan masyarakat sekitar eksternal 6. Perbaikan sistem secara berkesinambungan Setiap produk yang dihasilkan organisasi selalu melalui proses atau tahapan tertentu di dalam suatu lingkungan. Oleh karena itu, sistem yang ada perlu terus diperbaiki agar selalu mendukung upaya pencapaian kualitas Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 16 7. Pendidikan dan Pelatihan Dengan adanya pendidikan dan pelatihan yang diberikan, para pekerja akan selalu siap menghadapi berbagai perubahan, komitmen pekerja yang meningkat, dan mereka akan memiliki rasa percaya diri yang mantap. 8. Kebebasan yang terkendali Dalam organisasi TQM, para pekerja diberi kesempatan luas untuk turut serta dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah. Hal ini dilakukan agar dapat meningkatkan tanggung jawab pekerja terhadap segala keputusan yang telah disepakati bersama. Meskipun demikian, kebebabsan dan keterlibatan para pekerja harus didasari dengan rentang kendali yang terarah agar keterlibatan mereka selalu mengacu pada standar proses yang telah ditentukan. 9. Kesatuan Tujuan Segala aktivitas seluruh elemen dalam organisasi TQM harus mengarah pada satu tujuan yang sama. Akan tetapi kesatuan tujuan itu bukan berarti bahwa harus selalu ada persetujuan atau kesepakatan antara pihak manajemen dan pekerja. Misalnya mengenai upah dan kondisi kinerja 10. Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan Para pekerja merupakan sumber daya yang sangat berharga bagi organisasi. Pemberdayaan terhadap pekerja dapat diartikan sebagai pemberian wewenang dan kekuasaan kepada mereka, dan kemudahan dalam memuaskan pelanggan. Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 17 Karakteristik dan Prinsip TQM TQM merupakan suatu konsep yang berupaya melaksanakan sistem manajemen kualitas dalam lingkungan global. Untuk itu diperlukan perubahan besar dalam budaya dan sistem nilai suatu organisasi Nasution,200133. Menurut Hensler dan Bruneil dalam Donie Septianto 2009, ada empat prinsip utama dalam TQM, yaitu sebagai berikut 1. Kepuasan Pelanggan Dalam TQM, konsep mengenai kualitas dan pelanggan diperluas. Kualitas tidak hanya bermakna kesesuaian dengan spesifikasi-spesifikasi tertentu, tetapi ditentukan oleh pelanggan. Pelanggan itu sndiri meliputi pelanggan internal dan pelanggan eksternal. Kebutuhan pelanggan diusahakan untuk dipuaskan dalam segala aspek, termasuk dalamnya harga, keamanan, dan ketepatan waktu. Oleh karena itu, segala aktifitas perusahaan harus dikoordinasikan untuk memuaskan para pelanggan. 2. Respek terhadap setiap orang Dalam perusahaan yang kualitasnya tergolong kelas dunia, setiap karyawan dipandang sebagai individu yang memiliki talenta dan kreativitas yang khas. Dengan demikian, karyawan merupakan sumber daya organisasi yang paling bernilai. Oleh karena itu, setiap orang dalam organisasi diperlukan dengan baik dan diberi kesempatan untuk terlibut dan berpartisipasi dalam tim pengambilan keputusan. Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 18 3. Manajemen berdasarkan fakta Perusahaan kelas dunia berorientasi pada fakta. Maksudnya bahwa setiap keputusan selalu didasarkan pada data, bukan sekunder perasaan feeling. Ada dua konsep pokok yang berkaitan dengan hal ini. Pertama prioritas Prioritization, yakni suatu konsep bahwa perbaikan tidak dapat dilakukan pada semua aspek pada saat yang bersamaan mengingat keterbatasan sumber daya yang ada. Kedua, variasi dan variabilitas kinerja manusia. Data statistik dapat memberikan gambaran mengenai variabilitas yang wajar dari setiap sistem organisasi. Dengan demikian, manajemen dapat memprediksi hasil dari setiap keputusan dan tindakan yang dilakukan. 4. Perbaikan yang berkesinambungan Agar dapat sukses, setiap perusahaan perlu melakukan proses sistematis dalam melaksanakan perbaikan secara berkesinambungan. TQM Keuntungan yang didapatkan perusahaan karena menyediakan barang dan jasa yang berkualitas, baik berasal dari pendapatan penjualan yang lebih tinggi dan biaya yang lebih rendah adalah meningkatkan profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan Nasution, 200142. Total Quality Management juga memberikan manfaat lain yang dampaknya lebih mendalam daripada sekedar peningkatan mutu dan penekanan biaya. Adapun Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 19 kegunaannya tampak dalam bentuk kenyataan yaitu peningkatan komunikasi antar personalia yang lebih intensif sehingga koordinasi antara bagian dalam organisasi semakin membaik. P E R B A I K A N M U T U Harga yang lebih tinggi Memperbaiki posisi pesaing Meningkatkan pangsa pasar Meningkatkan penghasilan Meningkatkan keluaran yang bebas dari kerusakan Mengurangi biaya operasi Mening katkan laba Gambar 1 Manfaat Total Quality Management Sumber 2001, Manajemen Mutu Ter padu Total Quality Management Penerbit Ghalia Indonesia, hal 42 Hubungan-hubungan dalam gambar I dijelaskan sebagai berikut 1. Pasar yang dilayani oleh industri mencakup pelayanan-pelayanan dengan kebutuhan barang dan jasa tertentu 2. Penelitian pemasaran mengidentifikasikan kebutuhan tersebut dan mendefinisikanya dalam hal kualitas Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 20 3. Pelanggan menganggap produk perusahaan lebih berkualitas daripada pesaing 4. Karena lebih dianggap lebih berkualitas, pelanggan bersedia membayar harga yang relatif tinggi dari pesaing. 5. Karena dianggap lebih berkualitas dan harganya lebih tinggi, produk tersebut dianggap memiliki nilai yang relatif tinggi 6. Nilai yang relatif lebih tinggi menghasilkan kenaikan dalam pangsa pasar. 7. Berkat program kualitasnya perusahaan harus dapat mengikuti spesifikasi pelanggan yang lebih baik dari para pesaingnya 8. Efektivitas ini menghasilkan penurunan biaya, yaitu dengan memproduksi produk yang dibutuhkan secara benar sejak pertama kali 9. Penurunan biaya digabungkan dengan pangsa pasar yang lebih luas akan menghasilkan biaya yang lebih rendah dari para pesaingnya 10. Gabungan dari keunggulan relatif di bidang harga, pangsa pasar, dan biaya yang digunakan untuk menciptakan profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan. Gaya kepemimpinan Pengertian kepemimpinan Kepemimpinan kadang kala diartikan sebagai pelaksanaan otoritas dan pembuatan keputusan. Ada juga yang mengartikan suatu inisiatif untuk Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 21 bertindak yang menghasilkan suatu pola yang konsisten dalam rangka mencari jalan pemecahan dari suatu persoalan bersama Thoha, 2004259. Menurut George R. Terry seperti yang dikutip oleh Thoha 2004259 kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi orang-orang agar diarahkan mencapai tujuan organisasi. Robbins 2002163-164 seperti yang dikutip oleh Donie septianto 2009 mendefinisikan kepemimpinan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk mencapai tujuan. Bentuk pengaruh tersebut seperti tingkat manajerial pada suatu organisasi. Karena posisi manajemen terdiri atas tingkatan yang biasanya menggambarkan otoritas, seorang individu bisa mengasumsikan suatu peran kepemimpinan sebagai akibat dari posisi pada organisasi tersebut, namun tidak semua pemimpin adalah manajer, dan begitu juga sebaliknya, tidak semua manajer merupakan pemimpin. Hanya karena hak tertentu diberikan oleh organisasi terhadap manajerial tidak menjamin bahwa mereka mampu memimpin secara efektif. Teori-Teori Kepemimpinan Dan banyaknya litelatur yang membahas mengenai teori-teori kepemimpinan, diantaranya teori yang paling mutakhir yaitu melihat kepemimpinan lewat perilagu organisasi. Orientasi perilaku ini mencoba mengetengahkan pendekatan yang bersifat social learning pada kepemimpinan. Teori ini menekankan bahwa terdapat faktor penentu yang Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 22 timbal balik dalam kepemimpinan ini. Faktor penentu itu ialah pimpinan sendiri termasuk di dalamnya kognitisnya, situasi lingkungan termasuk pengikut-pengikutnya dan variabel-variabel makro, dan perilakunya sendiri Thoha, 2004285. Secara garis besar teori-teori kepemimpinan yang telah diulas dalam literatur-literatur kepemimpinan pada umumnya adalah sebagai berikut Thoha, 2004285-302 1. Teori Kelompok Teori kelompok ini beranggapan para kelompok dapat mencapai tujuantujuannya, maka harus terdapat suatu pertukaran yang positif diantara pemimpin dan pengikut-pengikutnya, kepemimpinan yang ditekankan akan adanya suatu proses pertukaran antara pemimpin dan pengikutnya ini, melibatkan pula konsep-konsep sosiologi tentang keinginankeinginan mengembangkan peranan. 2. Model Kepemimpinan Kontinjensi dari Fiedler Fiedler mengembangkan suatu model yang dinamakan Model Kontinjensi Kepemimpinan yang Efektif A Contigency Model of Ledership Efectiveness. Model ini berisi tentang hubungan antara gaya kepemimpinan dengan situasi yang menyenangkan. Adapun situasi yang menyenangkan itu diterangkan oleh Fiedler dalam hubungannya dengan dimensi-dimensi empiris berikut ini Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 23 a. Hubungan pemimpin-anggota Hal ini merupakan variabel yang paling penting didalam menentukan situasi yang menyenangkan tersebut. b. Derajat dari struktur tugas Dimensi ini merupakan masukan yang amat penting, dalam menentukan situasi yang menyenangkan. c. Posisi kekuasaan pemimpin yang dicapai lewat otoritas formal. Dimensi ini merupakan dimensi yang amat penting ketiga di dalam situasi yang menyenangkan. 3. Teori Jalan Kecil-Tujuan Path-Goal Theory oleh Robert House Secara pokok Teori Path-Goal berusaha untuk menjelaskan pengaruh perilaku pemimpin terhadap motivasi, kepuasan, dan pelaksanaan pekerjaan bawahannya. Dua diantara faktor-faktor situasional yang telah diidentifikasikan sejauh ini adalah sifat personal dari bawahan, dan tekanan lingkungannya dengan tuntutan yang dihadapi oleh para bawahan. Untuk situasi pertama teori Path-Goal memberikan penilaian bahwa perilaku pimpinan akan bisa diterima oleh bawahan jika para bawahan melihat perilaku tersebut akan menjadi sumber yang segera memberikan kepuasan, atau sebagai instrumen bagi kepuasan-kepuasan masa depan. Adapun untuk faktor situasional. Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 24 kedua, teori Path-Goal menyatakan bahwa perilaku pemimpin akan bisa menjadi faktor motivasi misalnya menaikkan usaha-usaha para bawahan. Teori ini menyatakan bahwa pemimpin berusaha membuat jalan kecil Path untuk mencapai tujuan-tujuan Goals para bawahannya sebaik mungkin. Tetapi untuk mewujudkan fasilitas Path-Goal ini, pemimpin harus mempergunakan gaya yang paling sesuai terhadap variabel-variabel lingkungan yang ada. Gambar dibawah ini menyimpulkan pendekatan teori Path-Goals tersebut. Perilaku/Gaya Kepemimpinan - Direktif - Supportif - Partisipatif - Prestasi Hasil - Keputusan -Kejelasan peranan -Kejelasan tujuan -Pelaksanaan kerja Bawahan -Persepsi -Motivasi Kekuatan-Kekuatan Lingkungan -Karakteristik tugas -Sistem Otoritas formal -Kerja utama grup Gambar 2. Tata Hubungan dalam Aplikasi Path-Goal Sumber Thoha, Miftah, 2004, Perilaku Organisasi, Penerbit RajaGrafindo Persada, Jakarta 299. Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 25 4. Pendekatan ”Social Learning” dalam Kepemimpinan. Pendekatan ini memberikan suatu dasar untuk suatu model konsepsi yang menyeluruh bagi perilaku organisasi. Menurut Luthans Social Learning merupakan suatu teori yang dapat memberikan suatu model yang menjamin kelangsungan, interaktif timbal balik antara pemimpin, lingkungan dan perilakunya sendiri. Interaksi ini dapat diamati pada gambar 3. nampaknya teori ini agak komprehensif dan memberikan dasar-dasar teori yang jelas dalam rangka memahami kepemimpinan. Pendekatan-pendekatan Social Learning ini dan yang dapat memberikannya dari pendekatan-pendekatan lainnya ialah terletak pada peranan perilaku kepemimpinan, kelangsungan, dan interaksi timbal balik diantara semua variabel-variabel yang ada. Pemimpin termasuk kognisinya Perilaku Pemimpin Lingkungan termasuk para bawahan Dan variabel makro Gambar 3. Pendekatan Social-Learning dalam Kepemimpinan Sumber Thoha, Miftah, 2004, Perilaku Organisasi, Penerbit RajaGrafindo Persada, Jakarta. 302. Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 26 Pengertian Gaya Kepemimpinan Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat, dalam hal ini usaha menyelaraskan persepsi diantara orang yang akan mempengaruhi perilaku dengan orang yang perilakunya akan dipengaruhi menjadi amat penting kedudukannya Thoha, 2004303. Fleishman dan Petrus 1962 dalam Halimatusyadiah 20031062 menyatakan gaya kepemimpinan adalah pola perilaku konsisten yang diterapkan pemimpin dengan dan melalui orang lain, yaitu pola perilaku yang ditunjukkan pemimpin pada saat mempengaruhi orang lain, seperti yang dipersepsikan orang lain. Menurut Thoha 2004304-316 terdapat beberapa gaya kepemimpinan, yaitu 1. Gaya kepemimpinan Kontinum Gaya ini sebenarnya termasuk klasik. Orang yang pertama kali mengenalkannya ialah Robert Tannenbaum dan Warren Schmidt. Ada dua bidang pengaruh yang ekstrim. Pertama, bidang pengaruh pimpinan dan kedua, bidang pengaruh kebebasan bawahan. Pada bidang pertama pemimpin menggunakan otoritasnya dalam gaya kepemimpinannya, sedangkan pada bidang kedua pemimpin menumjukkan gaya yang demokratis. Kedua bidang pengaruh ini dipergunakan dalam hubungannya kalau pemimpin melakukan aktifitas pembuatan keputusan. Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 27 2. Gaya Manajerial Grid Dalam pendekatan Manajerial Grid ini, manajer berhubungan dengan dua hal, yakni produksi di satu pihak dan orang-orang di pihak lain. Sebagaimana dikehendaki oleh Blake dan Mouton, Manajerial Grid disini ditekankan bagaimana manajer memikirkan mengenai produksi danhubungan kerja dengan manuasianya. Bukannya ditekankan pada beberapa banyak produksi harus dihasilkan, dan berapa banyak ia harus berhubungan dengan bawahannya. Melainkan, jika ia memikirkan produksi maka dipahami sebagai suatu sikap bagi seorang pemimpin untuk mengetahui berapa luas dan anekanya suatu produksi itu. Dalam hal ini ia harus mengetahui kualitas keputusan atau kebijakan-kebijakan yang diambil, memahami proses dan prosedur, melakukan penelitian dan kreatifitas, memahami kualitas pelayanan stafnya, melakukan efisiensi dalam kerja, dan meningkaykan volume dari suatu hasil. Adapun memikirkan tentang orang-orang dapat diartikan dalam pengertian dan cara yang luas. Hal ini meliputi unsur-unsur tertentu seperti halnya tingkat komitmen pribadi terhadap pencapaian tujuan, pertahanan harga diri dari pekerja, pendasaran rasa tanggung jawab lebih ditekankan pada kepercayaan dibandingkan dengan penekanan keharusan, pemeliharaan pada kondisi tempat kerja, dan terdapatnya kepuasan hubungan antar pribadi. Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 28 3. Tiga dimensi dari Reddin Kalau dalam Managerial Grid, Blake dan Mouton berhasil mengidentifikasikan gaya-gaya kepemimpinan yang tidak secara langsung berhubungan dengan efektifitas. Maka William J. Reddin seorang profesor dan konsultan dari Canada menambahkan tiga dimensi tersebut dengan efektifitas dalam modelnya. Selain efektifitas Reddin juga meliha gaya kepemimpinan itu selalu dipulangkan pada dua hal mendasar yakni hubungan pemimpin dengan tugas dan hubungan kerja. Sehingga dengan demikian model yang dibangun Reddin adalah gaya kepemimpinan yang cocok dan yang mempunyai pengaruh terhadap lingkungannya. 4. Empat Sistem Manajemen dari Likert Menurut Likert bahwa pemimpin itu dapat berhasil jika bergaya participative management. Gaya ini menetapkan bahwa keberhasilan pemimpin adalah jika berorientasi pada bawahan, yang mendasarkan pada komunikasi. Selain itu semua pihak dalam organisasi-bawahan, pemimpin-menerapkan hubungan atau tata hubungan yang mendukung supportive relationship Likert merancang empat sistem kepemimpinan dalam manajemen sebagai berikut a. Sistem 1, dalam sistem ini pemimpin bergaya sebagai exploitiveauthortative. Manajer dalam hal ini sangat otokratis, mempunyai sedikit kepercayaan kepada bawahannya. Suka mengekploitasi bawahan, dan bersikap parternalistik. Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 29 b. Sistem 2, dalam sistem ini pemimpin dinamakan otokratis yang baik hati benevolent authoritative. Pemimpin atau manajer-manajer yang termasuk dalam sistem ini mempunyai kepercayaan yang berselubung, percaya pada bawahan, memotivasi dengan hadiah-hadiah dan ketakutan berikut hukuman-hukuman, memperbolehkan adanya komunikasi keatas, mendengar pendapat-pendapat, ide-ide dari bawahan dan memperbolehkan adanya wewenang dalam proses keputusan. c. Sistem 3, dalam sistem ini gaya kepemimpinan lebih dikenal dengan sebutan manajer konsultatif. Manajer dalam hal ini mempunyai sedikit kepercayaan pada bawahannya dalam hal kalau ia membutuhkan informasi, ide atau pendapat bawahan, dan masih menginginkan pengendalian atas keputusan-keputusan yang dibuatnya. d. Sistem 4, oleh Likert dinamakan sistem pemimpin yang bergaya kelompok partisipatif partisipative group. Dalam hal ini manajer mempunya kepercayaan yang sempurna terhadap bawahannya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fleishman Dalam Gibson 2000 yang juga dikutip oleh khalimatusyadiah 20031062 perilaku pemimpin melalui dua dimensi yaitu 1. Consideration konsiderasi adalah gaya kepemimpinan yang menggambarkan kedekatan hubungan antara bawahan dengan atasan, adanya saling percaya, kekeluargaan, menghargai gagasan bawahan. Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 30 Pemimpin yang memiliki konsiderasi yang tinggi menekankan pentingnya komunikasi yang terbuka dan parsial. 2. Initiating Structure struktur inisiatif merupakan gaya kepemimpinan yang menunjukkan bahwa pemimpin mengorganisasikan dan mendefinisikan hubungan-hubungan didalam kelompok, cenderung membangun pola dan saluran komunikasi yang jelas dan menjelaskan cara-cara mengerjakan tugas yang benar. Pemimpin yang memiliki kecenderungan membentuk struktur yang tinggi, akan memfokuskan pada tujuan dan hasil. Kinerja Manajerial Peningkatan kinerja merupakan proses yang dilakukan perusahaan dalam mengevaluasi kinerja pekerjaan seseorang, apabila hal itu dikerjakan dengan benar, maka para karyawan, penyelia, departemen SDM, dan akhirnya perusahaan akan menguntungkan, namun penilaian kinerja dipengaruhi oleh kegiatan lain dalam perusahaan dan pada gilirannya mempengaruhi keberhasilan perusahaan Mangkuprawira, 2004223. Efektifitas kinerja merupakan suatu ukuran tentang pencapaian suatu tugas atau tujuan, sedangkan efisiensi kinerja mengukur biaya sumber daya yang diperlukan sehubungan denga pencapaian suatu hubungan, dalam hal ini adalah perbandingan antara keluaran output rill yang dihasilkan dengan memasukkan input yang digunakan. Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 31 Kinerja manajerial adalah kinerja para individu dalam kegiatan manajerial. Menurut Suyadi 1999 dalam Supratiningrum dan Zulaikha 2003775-788, performancekinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab masing-masing, dalam rangka mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika. Kinerja manajerial merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan keefektifan organisasi. Mahone dkk 1963 dalam Indriantoro 1993 yang dikutip oleh Supratiningrum dan Zulaikha 2003775-788, mengungkapkan bahwa yang dimaksud dengan kinerja manajerial adalah kinerja para individu anggota organisasi dalam kegiatan manajerial, antara lain 1. Perencanaan, dalam arti kemampuan untuk menentukan tujuan, kebijakan dan tindakan atau pelaksanaan, penjadwalan kerja, penganggaran, perancangan prosedur, dan pemrograman, 2. Investigasi, yaitu kemampuan mengumpulkan dan menyampaikan informasi untuk catatan, laporan, dan rekening, mengukur hasil, menentukan persediaan, dan analisi pekerjaan. 3. Pengkoordinasian, yaitu kemampuan melakukan tukar-menukar informasi dengan orang lain dibagian organisasi yang lain untuk meningkatkan dan menyesuaikan program, memberitahu bagian lain, dan hubungan dengan manajer lain. Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 32 4. Evaluasi, yaitu kemampuan untuk menilai dan mengukur proposal kinerja yang diamati atau dilaporkan, penilaian pegawai, penilaian catatan hasil, penilaian laporan keuangan, pemeriksaan produk. 5. Pengawasan Supervisi. Yaitu kemampuan untuk mengarahkan, memimpin dan mengembangkan bawahan, membimbing, melatih dan menjelaskan peraturan kerja pada bawahan, memberikan tugas pekerjaan dan menangani bawahan. 6. Pengaturan staf Staffing, yaitu kemampuan untuk mempertahankan angkatan kerja dibagian anda, merekrut, mewawancarai dan memilih pegawai baru, menempatkan, mempromosikan dan mutasi pegawai. 7. Negoisasi, yaitu kemampuan dalam melakukan pembelian, penjualan atau melakukan kontrak untuk barang dan jasa, menghubungi, pemasok, tawar menawar dengan wakil penjual, tawar menawar secara kelompok. 8. Perwakilan representatif, yaitu kemampuan dalam menghargai pertemuan-pertemuan dengan perusahaan lain, pertemuan perkumpulan bisnis, pidato untuk acara-acara kemasyarakatan, pendekatan kemasyarakatan, mempromosikan tujuan umum perusahaan. Kerangka Pemikiran Pengaruh Penerapan TQM terhadap Kinerja Manajerial Kinerja manajerial yang diperoleh manajer merupakan salah satu faktor yang dapat dipakai untuk meningkatkan efektivitas organisasi. Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 33 Penerapan TQM dalam suatu perusahaan dapat meningkatkan beberapa manfaat utama yang gilirannya dapat meningkatkan laba serta daya saing perusahaan yang bersangkutan. Dengan melakukan perbaikan kualitas secara terus menerus maka perusahaan dapat meningkatkan labanya. Di dalam implementasi TQM, penggerak utamanya tidak selalu CEO, tetapi seringkali manajer departemen atau manajer divisi Tjiptono dan Diana,200113. Didalam TQM seorang manajer bertanggung jawab dan berperan sebagai pelatih karir dalam rangka mengembangkan, mendorong, melatih dan memantau karyawan yang menjadi timnya sehingga manajer dapat mengubah karyawan yang enggan berpartisipasi menjadi partisan dalam setiap usaha perbaikan kerja Tjiptono dan Diana, 2001149. Sejalan dengan Teori Intituisional yang menyatakan bahwa organisasi tergantung pada konstitusi eksternal konsumen untuk sumber dayanya, untuk memastikan keberlanjutan dari sumber daya yang dibutuhkan sehingga organisasi melakukan apa yang dikehendaki konstitusi eksternal dengan menjalankan praktek TQM, hal ini diyakini dapat mendorong keinginan baik dan legitimasi dengan konstitusi eksternal yang karenanya memastikan keberlangsungan organisasi jangka panjang Mayer dan Rowan, 1997, Diminggo dan Powell, 1983 dalam Handoko, 2000. Banyak perusahaan harus mengimplementasikan praktek TQM dengan melakukan hal yang lebih berhubungan dengan kepuasan konsumen terutama kualitas produk maupun jasanya. Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 34 Teori Y yang di kemukakan oleh Douglas McGregor berpendapat bahwa ciri-ciri manusiawi adalah bahwa manusia itu selalu mempunyai motivasi, mempunyai potensi untuk berkembang, mempunyai kapasitas untuk memikul tanggung jawab dan memiliki tata-laku untuk mencapai tujuan organisasi. Tugas manajemen adalah menciptakan lingkungan yang kondusif untuk merealisasikan ciri-ciri tersebut. Sehingga hal ini membuat manajer harus percaya pada karyawannya sebelum ia memberdayakan guna melakukan pekerjaan menuju kualitas demi kepuasan konsumen Hubungan Gaya Kepemimpinan dan TQM ter hadap Kinerja Manajerial Pencapaian tingkat kualitas bukan merupakan hasil penerapan cara instan jangka pendek untuk meningkatkan daya saing, tetapi pengimplementasian TQM mensyaratkan kepemimpinan yang kontinyus. Tekanan pada peran kepemimpinan manajerial ini menempatkan pemimpin sebagai driver dan blok pemandu model kualitas total. Menurut Puffer dan McCarthy 1996 yang dikutip oleh Handoko dan Ciptono 1997, dalam konteks TQM, berbagai

penerapan tqm pada perusahaan samsung