Anakperlu diberitahukan bahwa kedisiplinan itu penting untuk membentuk hidup mereka. Didisiplin bukan berarti dihukum, tapi didisiplin karena mereka dikasihi. Jadi bagi orang tua penting untuk kembali merangkul anak yang didisiplin supaya mereka merasa bahwa orang tuanya kejam dan tidak mengasihi mereka. 4. Matius 6: 31
Kegembiraanmuketika melakukan dosa, padahal engkau tidak tahu apa yang diperbuat Allah atas dirimu adalah juga dosa. dan mereka mengatakan: Kami dengar dan kami taat. (Mereka berdoa):Ampunilah kami ya Rabb kami dan kepada Engkaulah tempat kembali (QS. al-Baqarah:285). bersihkan tangan kalian sesudah makan dengan sapu tangan hingga
Dansesungguhnya di antara Ahli Kitab ada yang beriman kepada Allah, dan kepada apa yang diturunkan kepada kamu, dan yang diturunkan kepada mereka, karena mereka berendah hati kepada Allah, dan mereka tidak memperjualbelikan ayat-ayat Allah dengan harga murah. Mereka memperoleh pahala di sisi Tuhannya. Sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya.
Dengancara demikian, dua kekasih itu masih bisa menjalin hubungan. Karena Majnun sangat terkenal di seluruh negeri, banyak orang datang mengunjunginya. Namun, mereka hanya berkunjung sebentar saja, karena mereka tahu bahwa Majnun tidak kuat lama dikunjungi banyak orang.
Allahtidak lengah dari apa yang kamu perbuat[68]. 86. Itulah orang-orang yang membeli kehidupan dunia dengan (kehidupan) akhirat, Maka tidak akan diringankan siksa mereka dan mereka tidak akan ditolong. (berusaha) di bumi; orang yang tidak tahu menyangka mereka orang Kaya karena memelihara diri dari minta-minta. kamu kenal mereka
Lelakiyang bersamaku mengatakan untuk menghiraukan mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat. Saya takut dan sedih; tubuhku bergetar dan tak dapat berdiri. Saya menangis tak terkendali.Lelaki ini berbalik,memberi pelukan,dan berkata:“Damai menyertaimu, Victoria.”Kekuatanku pulih dan kurasa Aman dalam pelukan-Nya.
. “Pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu mereka pergi ke kubur membawa rempah-rempah yang telah disediakan mereka. Mereka mendapati batu sudah terguling dari kubur itu, dan setelah masuk mereka tidak menemukan mayat Tuhan Yesus. Sementara mereka berdiri termangu-mangu karena hal itu, tiba-tiba ada dua orang berdiri dekat mereka memakai pakaian yang berkilau-kilauan. Mereka sangat ketakutan dan menundukkan kepala, tetapi kedua orang itu berkata kepada mereka Mengapa kamu mencari Dia yang hidup, di antara orang mati? Ia tidak ada di sini, Ia telah bangkit.’”1 Besok, Sabat Paskah, kita akan mengingat dalam cara yang khusus apa yang telah Yesus Kristus lakukan bagi kita, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”2 Pada akhirnya, kita akan dibangkitkan sebagaimana Dia dahulu, untuk hidup selamanya. Melalui mukjizat Pendamaian sakral Yesus Kristus, kita juga dapat menerima karunia pengampunan dari dosa dan kesalahan kita, jika kita menerima kesempatan dan tanggung jawab pertobatan. Dan dengan menerima tata cara yang diperlukan, menepati perjanjian, dan mematuhi perintah, kita dapat memperoleh kehidupan kekal dan permuliaan. Hari ini, saya ingin berfokus pada pengampunan, sebuah karunia penting dan berharga yang ditawarkan kepada kita dari Juruselamat dan Penebus kita, Yesus Kristus. Suatu malam di bulan Desember 1982, istri saya, Terry, dan saya terbangun oleh panggilan telepon di rumah kami di Pocatello, Idaho. Sewaktu saya menjawab telepon, saya hanya mendengar isakan tangis. Akhirnya, suara saudara perempuan saya dengan terbata-bata berkata, “Tommy meninggal.” Seorang pengendara mabuk, dengan kecepatan lebih dari 135 km per jam, secara ceroboh menerobos lampu merah di pinggiran kota Denver, Colorado. Dia dengan keras menabrak mobil yang dikendarai oleh adik bungsu saya, Tommy, yang seketika itu juga menewaskan dia dan istrinya, Joan. Mereka akan pulang ke putri kecilnya setelah pesta Natal. Istri saya dan saya segera terbang ke Denver dan pergi ke rumah duka. Kami berkumpul bersama orangtua dan saudara-saudara kandung saya, berduka atas kehilangan Tommy dan Joan terkasih kami. Kami telah kehilangan mereka karena tindakan kriminal yang tak masuk akal. Hati kami hancur, dan amarah terhadap pelanggar muda mulai menumpuk dalam diri saya. Tommy telah bekerja sebagai pengacara di Departemen Kehakiman Amerika Serikat dan akan menjadi advokat untuk perlindungan tanah Pribumi Amerika dan sumber alam untuk tahun-tahun mendatang. Setelah beberapa waktu berlalu, sidang pengadilan hukuman diadakan untuk anak muda yang kedapatan bertanggung jawab atas kecelakaan maut saat berkendara. Dengan perasaan yang masih berduka dan sedih, orangtua saya dan kakak sulung saya, Katy, menghadiri sidang. Orangtua pengendara mabuk itu juga ada di sana, dan setelah sidang berakhir, mereka duduk di bangku dan menangis. Orangtua dan kakak saya duduk berdekatan sewaktu mereka berusaha untuk mengendalikan emosi mereka sendiri. Setelah beberapa saat, orangtua dan kakak saya berdiri dan menghampiri orangtua pengendara itu dan memberikan ucapan penghiburan dan pengampunan. Para pria berjabat tangan, dan para wanita berpegangan tangan, ada duka mendalam dan air mata untuk semua dan sebuah pengakuan bahwa kedua keluarga telah amat menderita. Ibu, Ayah, dan Katy memperlihatkan kekuatan dan keberanian yang tenang dan menunjukkan kepada keluarga kami seperti apa pengampunan itu. Jangkauan pengampunan di saat-saat itu menyebabkan hati saya sendiri melembut dan membuka jalan penyembuhan. Seiring waktu saya belajar bagaimana memiliki hati yang mengampuni. Hanya dengan bantuan dari Raja Damai beban rasa sakit saya diangkat. Hati saya akan selalu merindukan Tommy dan Joan, tetapi pengampunan sekarang mengizinkan saya untuk mengingat mereka dengan sukacita yang tidak terkekang. Dan saya tahu kami akan bersama lagi sebagai keluarga. Saya tidak menyarankan agar kita membiarkan perbuatan melanggar hukum. Kita paham sepenuhnya bahwa individu harus bertanggung jawab untuk tindakan kriminal dan kesalahan perdata mereka. Namun, kita juga mengetahui bahwa, sebagai putra dan putri Allah, kita mengikuti ajaran Yesus Kristus. Kita harus mengampuni meski ketika tampaknya orang lain tidak memerlukan pengampunan kita. Juruselamat mengajarkan “Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di surga akan mengampuni kamu juga Tetapi jika kamu tidak mengampuni orang pelanggaran mereka tidak juga akanlah Bapamu mengampuni pelanggaranmu.”3 Kita semua dapat menerima kedamaian yang tak terlukiskan dan bermitra dengan Juruselamat kita ketika kita belajar untuk dengan bebas mengampuni mereka yang telah bersalah kepada kita. Kemitraan ini mendatangkan kuasa Juruselamat ke dalam kehidupan kita dalam cara yang jelas dan tak terlupakan. Rasul Paulus menasihati “Sebagai orang-orang pilihan Allah … kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran; Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain … sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.”4 Tuhan Sendiri telah memaklumkan “Karenanya, Aku berfirman kepadamu, bahwa kamu seharusnya mengampuni satu sama lain; karena dia yang tidak mengampuni saudaranya akan pelanggarannya berdiri terhukum di hadapan Tuhan; karena ada tinggal dalam dirinya dosa yang lebih besar. Aku, Tuhan, akan mengampuni yang akan Aku ampuni, tetapi darimu dituntut untuk mengampuni semua orang.”5 Ajaran-ajaran Juruselamat dan Penebus kita, Yesus Kristus, adalah gamblang, pendosa harus bersedia mengampuni orang lain jika dia berharap untuk memperoleh Brother dan sister, adakah orang-orang dalam kehidupan kita yang telah menyakiti kita? Apakah kita menyimpan perasaan benci dan marah yang tampak sepenuhnya dibenarkan? Apakah kita membiarkan harga diri menahan kita dari mengampuni dan melepaskan? Saya mengajak Anda semua untuk sepenuhnya mengampuni dan membiarkan penyembuhan terjadi dari dalam. Dan meski pengampunan tidak datang hari ini, ketahuilah bahwa sewaktu kita menghasratkannya dan mengupayakannya, itu akan datang—sama seperti itu akhirnya terjadi kepada saya setelah kematian adik saya. Mohon ingat juga bahwa elemen penting dari pengampunan mencakup mengampuni diri sendiri. “Dia yang telah bertobat dari dosa-dosanya,” Tuhan berfirman, “orang yang sama diampuni, dan Aku, Tuhan, tidak mengingatnya lagi.”7 Saya memohon agar kita semua hari ini mengingat dan mengikuti teladan Yesus Kristus. Di kayu salib di Golgota, dalam penderitaan-Nya, Dia mengucapkan kata-kata berikut, “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.”8 Dengan memiliki roh yang mengampuni dan menindakinya, seperti orangtua dan kakak sulung saya, kita dapat menerima janji Juruselamat, “Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.”9 Saya bersaksi kedamaian ini akan datang ke dalam kehidupan Anda sewaktu kita mengindahkan ajaran Yesus Kristus dan mengikuti teladan-Nya dengan mengampuni orang lain. Sewaktu kita mengampuni, saya berjanji Juruselamat akan menguatkan kita, dan kuasa-Nya serta sukacita akan mengalir ke dalam kehidupan kita. Makam itu kosong. Kristus hidup. Saya mengenal Dia. Saya mengasihi Dia. Saya bersyukur untuk kasih karunia-Nya, yang adalah kuasa yang memperkuat yang cukup untuk menyembuhkan segala sesuatu. Dalam nama sakral Yesus Kristus, amin.
Florida Siregar Contributor Ayat Bacaan Lukas 23 26 – 34Ucapan Yesus yang pertama dari kayu salib Lukas 2334 merupakan ungkapan kasih yang sebenarnya, sangat di luar dugaan. Dalam ucapan yang pertama ini Tuhan Yesus mengajukan permohonan dalam bentuk doa untuk tentara Roma dan juga para pemimpin agama umat Israel yang “menyebabkan” Ia disalib. Tuhan Yesus berdoa, “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Lukas 2334. Ucapan Tuhan Yesus ini dikatakan antara jam 9 pagi sampai tengah hari. Sejak malam sebelumnya tentara Roma telah menangkapnya dan memperlakukan Tuhan Yesus dengan kasar. Tuhan diperlakukan seperti penjahat paling berbahaya yang telah melakukan kesalahan besar. Padahal ketika diadili tidak ada kesalahan yang patut menyebabkan Tuhan Yesus di salib. Tentara Roma dan para pemimpin agama umat Israel pada saat itu adalah orang–orang yang sangat-sangat jahat pada Tuhan Yesus. Pengampunan Tuhan Yesus terhadap yang menganiaya-Nya itu menunjukkan kasih yang besar kepada kita. Kasih yang sejati nampak dalam pengampunan kepada mereka yang membuat-Nya menderita. Tuhan Yesus Kristus, di atas kayu salib dengan tubuh yang terkoyak, darah bercucuran, dan dalam penantian akan maut yang memalukan, tidak melontarkan kata – kata makian, hujatan, dan balas dendam terhadap orang – orang yang menghabisi hidup-Nya. Sebaliknya, Ia mendoakan mereka agar Bapa-Nya memberikan pengampunan kepada mereka. Pengampunan karena telah membuat Tuhan Yesus menderita fisik dan mental yang begitu rupa. Kejahatan keji yang dilakukan oleh orang – orang yang menyalibkan Tuhan Yesus dibalas-Nya dengan kasih yang begitu besar. Hal ini juga merupakan satu bukti bahwa Tuhan Yesus melaksanakan apa yang Ia ajarkan kepada kita. Ia telah bersabda, “Kamu telah mendengar firman Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.”Matius 543-44. Dalam doa inilah sabda Tuhan nyata, Ia mengasihi manusia bahkan orang – orang yang membenci-Nya. Ia tidak hanya mengasihi orang yang mengasihi-Nya. Pada perkataan pertama itu kita belajar memahami bahwa Tuhan Yesus mengasihi kita manusia berdosa. Ia membawa kita, manusia berdosa dalam doaNya kepada Bapa agar Bapa mengampuni kita yang telah menyalibkan-Nya. Kasih yang begitu besar ini haruslah kita maknai dengan benar pada Paskah kali ini. Allah mengasihi semua umat manusia. Ia ingin kita memahami dengan contoh nyata, yaitu “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.” Ia ingin kita memiliki relasi yang baik dengan Allah Bapa. Ia tidak hanya mengampuni manusia namun Ia membawa semua manusia yang berdosa untuk diampuni oleh BapaTulisan ini adalah kontribusi dari visitor Anda juga dapat berbagi dan menjadi berkat dengan berbagi kisah inspiratif, kesaksian, renungan, pendapat Anda tentang isu sosial atau berita yang terjadi di lingkungan dan gereja Anda dengan menguploadnya langsung melalui fitur Berani Bercerita di info lebih jelas KLIK DISINI. Halaman 1
ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yg mereka perbuat