Baca juga: Kerajaan Mataram Islam: Pendiri, Kehidupan Politik, dan Peninggalan. Raja-raja Kerajaan Aceh. Berikut ini 35 sultan dan sultanah yang berkuasa menjadi raja Kerajaan Aceh. Sultan Ali Mughayat Syah (1496-1528 M) Sultan Salahudin (1528-1537 M) Sultan Alaudin Riayat Syah al-Kahar (1537-1568 M) Sultan Husein Ali Riayat Syah (1568-1575 M) Puncak Kejayaan Kerajaan Aceh. Setelah Sultan Iskandar Muda menggantikan Sultan Ali Riayat Syah (1604-1607 M), kerajaan Aceh mengalami kemajuan yang luar biasa hingga mencapai masa kejayaannya. Di bawah kepemimpinan Sultan Iskandar Muda, Kerajaan Aceh mampu menguasai jalur perdagangan bahkan menjadi bandar transit bagi pedagang-pedagang Islam Misalnya adalah dengan melakukan politik perkawinan, di mana Parameswara menikah dengan salah seorang putri Kerajaan Majapahit. Ternyata, strategi politik seperti ini juga dijalankan oleh penerus-penerusnya. 2. Bidang Ekonomi sideka.id. Untuk mengembangkan kehidupan ekonominya, Kerajaan Malaka membuat peraturan dalam memungut pajak penjualan Perkawinan tersebut terjadi pada sekitar tahun 832 M. Akhirnya, Kerajaan Mataram Kuno bersatu kembali di bawah kepemimpinan Raja Pikatan sebagai dwipemerintahan yang damai. Kehidupan Politik Kerajaan Mataram Kuno. Raja yang paling terkenal dari kerajaan Mataram Kuno adalah Sanjaya. Di zaman Raja Geraha 1853 – 1870 ini,Raja mengangkat kerapatan ‘Orang-Orang Besar’ yang dianggapnya berjasa di Kerajaan Padang – Tebing Tinggi, untuk membantu kepemerintahannya, Misalnya Tengku Bendara, Tengku Penasihat, Datuk Penggawa, Datuk Syahbandar, Tumenggung , Tungkat, Mufti, Penghulu, dan lainnya. Oleh karena itu, menurut dia, Sriwijaya lebih tepat disebut sebagai kedatuan ketimbang kerajaan. Baca juga: Kehidupan Politik Kerajaan Sriwijaya. Pendapat Coedes bisa merujuk pada tulisan Biksu I-Tsing yang mengisahkan bahwa Kedatuan Sriwijaya adalah pusat ilmu dan ajaran Buddha di Asia Tenggara pada masa itu. Referensi: Idris, Muhammad dkk .

kehidupan politik kerajaan majapahit brainly